Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 09 Maret 2014

I LET HIM GO (PART 1) Flashback



Zayn’s P.O.V

Pertemuaan yang tidak terduga, kami bertemu disebuah café di kota ini. Kami bertemu karena kesalahaku. Kesalahan yng takkan pernah aku sesali.

*Flashback*

Aku sedang duduk disudut café ini, bangku yang menghadap ke jendela sehingga aku bisa melihat tetesan air hujan, tempat ini merupakan titik spot yang aku sukai. Aku bisa memandangi lalu lalang orang-orang yang mulai memakai payung, dan beberapa dari mereka yang  menggunakan jas hujan, atau hanya sekedar merapatkan jaket tebal mereka. Sampai mataku tertujuh pada seorang gadis yang berlari menuju café ini untuk berteduh. Ya, sekarang memang sedang berlangsung musim hujan.
Dia, gadis itu berlari dengan rambut brunette  bergelombangnya yang tergerai indah.
“Cause you’re amazing just the way you are. . .”
Aku terkagetkan dengan suara Bruno Mars yang berasal dari handphone ku.
“waalaikum salaam, ada apa?. Oh,  okay aku akan menjeputmu sebentar lagi. Iya iya bawel!! Aku sayang padamu. Bye..”


Oh iya, yang menelfonku tadi adalah adikku, Waliyha. Aku melihat jam tanganku, menunjukan pukul 2 siang. Sudah saatnya untuk menjemput adikku dari sekolahnya. Lalu aku bangkit dari kursi ini langsung berjalan kearah pintu keluar.
“Aduh!!”  Suaran perempuan yang lembut membuatku menoleh kearah kiri ku.
“ Hei! Lihat apa yang telah kau lakukan, kau menumpahkan Vanilla Latte ku. Ah, aku harus mengantri lagi tapi antriannya panjang kau tahu. Hei! Tuan, kenapa kau diam saja!!” 
dia melambaikan tangannya tepat disepan wajahku.
“Eh, oh maafkan aku nona. Maafkan aku, aku tak sengaja menabrakmu. Sekali lagi maafkan aku”
Bodoh, bodoh, kau bodoh Zayn. Kenapa kau harus terdiam seperti tadi? Memelukan.
                “Nope, aku sudah memaafkanmu”
Seulas senyum muncul dari bibirny yang menurutku, sangat manis.
                “begini, aku akan mengganti minumanmu. Kita impas”  kataku sambil meberikan beberapa lembar uang.
                “ah, tidak. Tidak usah, lagipula aku sudah tidak nafsu lagi untuk minum” dia menolak. senyumnya kembali muncul.
Ya, dia adalah gadis yang sedari tadi aku perhatikan. Oh God, senyuman itu. Jangan biarkan aku mati disini.
“kalau begitu aku saja yang akan mengantri untuk membelikanmu minum, tadi kau bilang antrianya panjang” kataku.
“Tidak perlu, kau terlihat sedang terburu-buru. Erm.. Dan hujan sudah mulai redah. Aku akan segera pulang”
Katanya dengan wajah yang agak menghadap ke jendela.
                “Ya, aku memang sedang terburu-buru. Aku akan menjemput adikku dari sekolahnya, kau ingin pulang? Lebih baik kita berjalan bersama” tawarku padanya.
                “Erm.. Baikla. Ayo cepat, sebelum hujannya akan menjadi deras lagi” dia berjalan mendahuluiku.


0 komentar:

Posting Komentar